MEDIA PENDIDIKAN
A. PENDAHULUAN
Belajar adalah suatu proses yang
kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Prosese
belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan
lingkunganya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana
saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya
perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh
terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.
Apabila proses
belajar itu diselenggrakan secara formal di sekolah-sekolah, tidak lain ini
dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan
pada diri siswa secra tereencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan
maupun sikap. Interaksi yang terjadi selama proses belajar tersebut dipengaruhi
oleh lingkungannya yang antara lain terdiri dari murid, guru, petugas
perpustakaan, kepala sekolah, bahan atu materi pelajaran, dan berbagai sumber
belajar dan fasilitas lainnya.
Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam
pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar
mampu menggunakan alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan
zaman. Guru sekurang kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien
meskipun yang sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya
mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Di samping mampu menggunakan
alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk mengembangkan keterampilan
membuat media pembelajaran yang akan digunakan apabila media tersebut belum
tersedia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup
tentang media pembelajaran, yang meliputi (Hamalik)
a.
Media sebagai alat komunikasi guna lebih
mengefektifkan proses belajar mengajar
b.
Fungsi media dlam rangka mencapai tujuan
pendidikan
c.
Seluk beluk proses belajar
d.
Hubungan antara metode mengajar dan
media pendidikan
e.
Nilai atau manfaat media pendidikan
dalam pengajaran
f.
Pemilihan dan penggunaan media
pendidikan
g.
Berbagai jenis alat dan teknik media
pendidikan
h.
Media pendidikan dalam setiap mata
pelajaran
i.
Usaha inovasi dalam media pendidikan
Dengan
demikian , dapat disimpulkan bahwa media adalah bagian yang tidak terpisahkan
dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umunya dan
tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya.
B.
PENGERTIAN MEDIA
Kata
media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’,
‘perantara’ atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau
pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach dan Ely (1971)
mengatkan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia,
materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini, guru,
buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media dalam proses belajar mengajar
cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis
untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Heinich,
dan kawan-kawan (`982) mengemukakan istilah medium sebagai sumber dan
perantaraa yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau
informasi yang bertujuan instruksional atau mengadung maksud-maksud pengajaran
maka media itu disebut media pembelajaran . sejalan dengan batasan ini,
Hamidjojo dalam Latuheru (1993) member batasan media sebagai semua bentuk
perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide gagasan
atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai
kepada penerima yang dituju.
Acapkali
kata media pendidikan digunakan secara bergantian dengan istilah alat bantu
atau media komunikasi seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (1986) dimana ia
melihat bahwa hubungan komunikasi akan berjalan lancer dengan hasil yang
maksimal apabila menggunakan alat bantu yang disebut media komunikasi.
Sementara itu Gagne dan Briggs (1975) secara implicit mengatakan bahwa media
pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi
materi pengajaran yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video camera,
video recorder, film, foto, dll.
Berdasarkan
uaraian beberapa batasan tentang media di atas, berikut dikemukakan ciri-ciri
umum yang terkandung pada setiap batasan itu..
1. Media
pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware
yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar atau diraba dengan panca
indera
2.
Media pendidikan memiliki pengertian
nonfisik yang dikenal sebagai software, yaitu kandungan pesan yang terdapat
dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa
3.
Penekanan media pendidikan terdapat pada
visual dan audio
4.
Media pendidikan memiliki pengertian
alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas.
5.
Media pendidikan digunakan dalam rangka
komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
6.
Media pendidikan dapat digunakan secara
massal atau atau perorangan
7.
Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan
manajemen yang berhubungan dengan penerapan suatu ilmu.
C. LANDASAN
TEORITIS PENGGUNAAN MEDIA PENDIDIKAN
Pemerolehan pengetahuan dan
keterampilan, perubahan-perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi karena
interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman baru dengan pengalaman yang
pernah dialamisebelumnya. Menurut Bruner (1966:10-11) ada tiga tingkatan utama
modus belajar, yaitu pengalaman langsung, pengalaman pictorial/gambar, dan
pengalaman abstrak. Pengalaman langsung adalah mengerjakan, misalnya arti kata
‘simpul’ dipahami dengan langsung membuatan ‘simpul’. Pada tingkatan kedua yang
diberi label iconic, kata ‘simpul’ dipelajari dari gambar, lukisan, foto atau
film. Meskipun siswa belum pernah mengikat tali untuk membuat ‘simpul’ mereka
dapat mempelajari dan memahaminya dari gambar, lukisan, foto atau film.
Selanjutnya, pada tingkatan symbol, siswa membaca kata ‘simpul’ pada image mental
atau mencoba mencocokannya dengan simpul. Ketiga tingkat pengalaman ini saling
berinteraksi dalam upaya memperoleh ‘pengalaman’ yang baru.
Tingkatan pengalaman pemerolehan
hasil belajar seperti itu digambarkan oleh Dale (1969) sebagai suatu proses
komunikasi. Materi yang ingin disampaikan dan diinginkan siswa dapat
menguasainya disebut sebagai pesan. Guru sebagai sumber pesan menuangkan pesan
ke dalam symbol-simbol tertentu dan siswa sebagai penerima menafsirkan
symbol-simbol tersebut sehingga dipahami oleh siswa sebagai pesan.
Levie dan Levie yang membaca
kembali hasil-hasil penelitian tentang belajar belajar melalui stimulus gambar
dan stimulus kata atau visual dan verbal menyimpulkan bahwa stimulus visual
membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk visual membuahkan hasil belajar yang
lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali
dan menghubung-hubungkan fakta dan konsep.
Salah satu gambaran yang paling
banyak dijadikan acuan sebagai landasan teori penggunaan media dalam proses
belajar adalah Dale’s Cone of Experience (kerucut pengalamman Dale). Kerucut
ini merupakan elaborasi yang rinci dari konsep tiga tingkatan pengalaman yang dikemukakan
oleh Bruner sebagaimana diuraikan sebelumnya. Hasil belajar seseorang diperoleh
mulai dari pengalaman langsung kenyataan yang ada dilingkungan kehidupan
seseorang kemudian melalui benda tiruan. Semakin ke atas di puncak kerucut
semakin abstrak media penyampai pesan itu. Perlu dicatat bahwa
urutan-urutan ini tidak berarti proses
belajar dan interaksi mengajar belajar harus selalu dimulai dari pengalaman
langsung, tetapi dimulai dengan jenis pengalaman yang paling sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan kemlompok siswa yang dihadapi dengan mempertimbangkan
situasi belajarnya.
Dasar pengembangan kerucut di bawah
bukanlah tingkat kesulitan, melainkan tingkat keabstrakan-jumlah jenis indera
yang turut serta selama penerimaan isi pengajaran atau pesan. Pengalaman
langsung akan memberikan kesan paling utuh dan paling bermakna mengenai
informasi dan gagasan yang terkandung
dalam pengalaman itu, oleh karena ia melibatkan indera penglihatan,
pendengaran, perasaan penciuman dan peraba. Ini dikenal dengan learning by
doing misalnya keikutansertaan dalam menyiapkan makanan, membuat perabot rumah
tangga, mengumpulkan perangko melakukan percobaan di laboratorium, dan
lain-lain. Yang kesemuanya itu member
dampak langsung terhadap pemerolehan dan pertumbuhan pengetahuan, keterampilan
dan sikap.
D. CIRI-CIRI
MEDIA PENDIDIKAN
Gerlach
dan Ely mengemukakan tiga cirri media yang meruapakan petunjuk mengapa media
digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh maedia yang mungkin guru
tidak mampu melakukannya.
a. Ciri
Fiksatif (Fixative Property)
Ciri
ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan dan
merekonstruksi suatu peristiwa dan objek. Suatu peristiwa atau dan objek dapat diurut
dan disusun kembali dengan media seperti fotografi, video tape, audio tape,
disket computer dan film. Suatu objekyang telah diambil gambarnya dengan kamera
atau video kamera dengan mudah dapat direproduksi kapan saja. Dengan ciri
fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi
pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu.
Ciri
ini amat penting bagi guru karena kejadian-kejadian atau objek yang telah
direkan atau disimpan dengan format media yang ada dapat digunakan setiap saat.
Peristiwa yang kejadiaannya hanya sekali dapat diabadikan dan disusun kembali untuk
keperluan pembelajaran . prosedur laboratorium yang rumit dapat direkam dan
diatur untuk kemudian direproduksi berapa kali pun pada saat diperlukan.
Demikian pula kegiatan siswa dapat direkam untuk kemudian dianalisis dan
dikritik oleh siswa sejawat baik secara perorangan maupun secara kelompok.
b. Ciri
Manulatif (Manulative Property)
Transformasi suatu kejadian atau
objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manulatif. Kejadian yang memakan
waktu dua berhari – hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga
menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse
recording. Misalnya, bagaimana proses larva menjadi kepompong kemudian
menjadi kupu – kupu dapat dipercepat dengan teknik rekaman fotografi tersebut.
Di samping dapat dipercepat, suatu kejadian dapat pula diperlambat pada saat
menayangkan kembali hasil suatu rekaman video. Misalnya, proses loncat galah
atau reaksi kimia dapat diamati melalui bantuan kemampuan manipulative dari
media. Demikian pula, suatu aksi gerakan dapat direkam dengan foto kamera untuk
foto. Pada rekaman gambar hidup (video, motion film) kejadian dapat diputar
mundur. Media (rekaman video atau audio) dapat diedit sehingga guru hanya
menampilkan bagian – bagian penting/utama dari ceramah, pidato, atau urutan
suatu kejadian dengan memotong bagian – bagian yang tidak diperlukan. Kemampuan
media dari ciri – ciri manipulative memerlukan perhatian sungguh – sungguh
karena apabila terjadi kesalahan dalam pengaturan kembali urutan kajadian atau
pemotongan bagian – bagian yang salah, maka akan terjadi pula kesalahan
penafsiran yang tentu saja akan membingungkan dan bahkan menyesatkan sehingga
dapat mengubah sikap mereka kea rah yang tidak diinginkan.
Manipulasi kejadian atau objek
dengan jalan mengedit hasil rekaman dapat menghemat waktu. Proses penanaman dan
panen gandum, pengolahan gandum, menjadi tepung, dan penggunaan tepung untuk
membuat roti dapat dipersingkat waktunya dalam suatu urutan rekaman video ataua
film yang mampu menyajikan informasi yang cukup bagi siswa untuk mengetahui
asal – usul dan proses daro pananaman bahan baku tepung hingga menjadi roti.
c.
Ciri Distributif (Distributive Property)
Ciri distributif dari media
memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara
bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan
stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. Dewasa ini,
distribusi media tidak hanya terbatas pada satu kelas atau beberapa kelas pada
sekolah – sekolah di dalam suatu wilayah tertentu, tetapi juga media itu
misalnya rekaman video, audio, disket komputer dapat disebar ke seluruh penjuru
tempat yang diinginkan kapan saja.
Sekali informasi direkam dalam
format media apa saja, ia dapat direproduksi seberapa kali pun dan siap
digunakan secara bersamaan di berbagi tempat atau digunakan secara berulang –
ulang di suatu tempat. Konsistensi informasi yang telah direkam akan terjamin
sama atau hamper sama dengan aslinya.
FUNGSI DAN MANFAAT MEDIA PENDIDIKAN
Dalam
suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode
mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan
salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran
yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan
dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas, dan respon
yang diharapkan siswa kuasai setelah pemvelajaran berlangsung, dan konteks
pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan
bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu
mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang
ditata dan diciptakan oleh guru.
Hamalik
(1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh –
pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap
orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan
penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain itu membangkitkan
motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa
meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya,
memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi. Sejalan dengan uraian ini,
Yunus (1942:78) dalam bukunya Attarbiyatu
watta’liim.
Levie
& lentz (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya
media vivual, yaitu (a) fungsi atensi, (b) fungsi afektif, (c) fungsi kognitif,
(d) fungsi kompensatoris.
Fungsi attensi media visual merupakan
inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada
isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau
menyertai teks materi pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran siswa tidak
tertarik dengan materi pelajaran atau mata pelajaran itu merupakan salah satu
pelajaran yang tidak disenangi oleh mereka sehingga mereka tidak memperhatikan.
Media gambar, khususnya gambar yang diproyeksikan melalui overhead projector dapat menenangkan dan mengarahkan perhatian
mereka kepada pelajaran yang akan mereka terima. Dengan demikian, kemungkinan
untuk memperoleh dan mengingat isi pelajaran semakin besar.
Fungsi afektif media visual dapat
terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang
bergambar. Gambar atau lambing visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa,
misalnya informasi yang menyangkut masalah social atau ras.
Fungsi kognitif media visual terlihat
dari temuan – temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau
gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi
atau pesan yang terkandungan dalam gambar.
Fungsi
kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media
visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah
dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya
kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan
siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan
dengan teks atau disajikan secara verbal.
Media
pembelajaran, menurut Kemp & Dayton
dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk
perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu 1. Memotivasi
minat atau tindakan 2. Menyajikan informasi dan 3. Member instruksi. Untuk
memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik
drama atau hiburan. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan minat dan
merangsang para siswa atau pendengar untuk bertindak. Pencapaian tujuan ini
akan mempengaruhi sikap, nilai, emosi.
Untuk
tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian
informasi di hadapan sekelompok siswa. Isi dan bentuk penyajian bersifat amat
umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan atau pengetahuan latar
belakang.
Media
berfungsi untuk tujuan instruksi di mana informasi yang terdapat dalam media
itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk
aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus
dirancang secara lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi
prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan instruksi yang efektif. Disamping
menyenangkan, media pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang
menyenangkan dan memenuhi kebutuhan perorangan siswa.
Berbagai
manfaat media pembelajaran telah dibahas oleh banyak ahli. Menurut Kemp &
Dayton meskipun telah lama disadari bahwa banyak keuntungan penggunaan media
pembelajaran, penerimaannya serta pengintegrasiannya ke dalam program-program
pengajaran berjalan amat lambat. Mereka mengemukakan beberapa hasil penelitian
yang menunjukkkan dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian integral
pembelajaran di kelas atau sebagai cara
utama pembelajaran langsung sebagai berikut.
1. Penyampaian
pelajaran menjadi lebih baku. Setiap pelajar yang melihat atau mendengar
penyajian melalui media menerima pesan yang sama. Meskipun para guru
menafsirkan isi pelajaran dengan cara yang berbeda-beda, dengan pengguanaan
media ragam hasil tafsiran tersebut dapat dikurangi sehingga informasi yang
sama dapat disampaikan kepada siswa sebagai landasan untuk pengkajian, latihan
, dan aplikasi lebih lanjut.
2. Pembelajaran
bisa lebih menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan
membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan. Kejelasan dan keruntutan pesan,
daya tarik image yang berubah-ubah, penggunaan efek khusus yang dapat
menimbulkan keingintahuan menyebabkanm siswa tertawa dan berpikir yang kesemuanya
menunjukkan bahwa media memiliki aspek motivasi dan meningkatkan minat.
3. Pembelajaran
menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belaar dan prinsip-prinsip
psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik, dan
penguatan.
4. Lama
waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena kebanyakan media
hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan-pesan da nisis
pembelajara dalam jumla hyang cukup banyak da kemungkinannya dapat diserap oleh
siswa.
5. Kualitas
hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagi
media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan
cara yang terorganisasikan dngan baik, spesifik dan jelas.
6. Pembelajran
dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau diperlukan terutama jika media
pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara individu.
7. Sikap
positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar
dapat ditingkatkan.
8. Peran
guru dapat berubah kearah yang lebih positif; beban guru untuk penjelasan yang
berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi bahkan dihilangkan
sehingga ia dapat memusatkan perhatian kepada aspek penting lain dalam proses
belajar mengajar, misalnya sebagai konsultan atau penasihat siswa.
Dale mengemukakan bahwa bahan-bahan
audio-visual dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalm
proses pembelajaran. Hubungan guru-siswa tetap merupakan elemen paling penting
dalam system pendidikan moderern saat ini. Guru harus selalu hadir untuk menyajikan
materi pelajaran dengan bantuan media paa saja agar manfaat berikuit ini dapat
terealisasi :
1. Meningkatkan
rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas
2. Membuahkan
perubahan signifikan tingkah laku siswa
3. Menunjukkan
hubungan antara mata pelajaran dan kebutuhan dan minat siswa dengan
meningkatnya motivasi belajar siswa.
4. Membawa
kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa
5. Membuat
hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kemampuan siswa
6. Mendorong
pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan jalan melibatkan imajinasi
dan partisipasi aktif yang mengakibatkan meningkatnya hasil belajar
7. Memberikan
umpan balik yang diperlukan yang dapat membantu siswa menemukan seberapa banyak
telah mereka pelajari.
8. Melengkapi
pengalaman yang kaya dengan pengalaman itu konsep-konsep yang bermakna dapat di
kembangkan
9. Memperluas
wawasan dan pengalaman siswa yang mencerminkan pe,belajara nonverbalistik dan
membuat generalisasi yang tepat.
10. Meyakinkan
diri bahwa urutan dan kejelasan pikiran yang siswa butuhkan jika mereka
membangun struktur konsep dan system gagasan yang bermakna
Sudjana
& Rivai mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa,
yaitu :
1. Pembelajaran
akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajr
2. Bahan
pembelajran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa
dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajran
3. Metode
mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui
penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak
kehabisan tenaga, apalagi kalau gur mengajar pada setiap jam pelajaran
4. Siswa
dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan
uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan,
mendemonstrasikan, memerankan dll.
Encyclopedia
of educational Research dalam Hamalilk merincikan manfaat media pendidikan
sebagai berikut :
1. Meletakkan
dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme
2. Memperbesar
perhatian siswa
3. Meletakkna
dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat
pelajaran lebih mantap
4. Memberikan
pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan
siswa
5. Pomenumbuhkan
pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutam melalui gambar hidup
6. Membantu
tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa
7. Memberikan
pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan membantu efisiensi
dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
Dari
uraian dan pendapat beberapa ahli di atas, dapatlah disimpulkan beberapa
manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses
belajar-mengajar sebagai berikut :
1. Media
pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat
memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar
2. Media
pembelajaran dapat meninhkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat
menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan
lingkungannya, dan kemampuan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan
kemampuan dan minatnya.
3. Media
pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu
a. Objek
atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di ruang kelas dapat
diganti dengan gambar, foto, slide, realita, film, radio atau model.
b. Objek
atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera dapat disajikan
dengan bantuan gambar, foto, slide, realita, film, radio atau model.
c. Kejadian
langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam pulluhan tahun dapat
ditampilkan melalui rekaman video, gambar, foto, slide, realita, film, radio
atau model.
d. Objek
atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah dapat ditampilkan secara
konkret melaui film, gambar, slide, atau simulasi computer.
e. Kejadian
atau percobaan yang dapat membahayakan dapat disimulasikan dengan media seperti
computer, film, atau video
f. Peristiwa
alam seprti terjadinya letusan gunung berapi atau proses yang dalam
kenyataannya memakan waktu lama seperti proses kepompong menjadi kupu-kupu
dapat disajikan dengan teknik-teknik rekaman seperti time-lapse untuk film,
video, slide atau simulasi computer
4.
Media pembelajaran dapat memberikan
kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan
mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru,
masyarakat dan lingkungannya misalnya melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan
ke museum atau kebun binatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar